Famz News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban banjir lahar dingin dan tanah longsor Gunung Marapi yang melanda lima kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar) bertambah delapan orang menjadi sebanyak 58 orang korban.
BNPB mencatat pada Selasa (14/5/24) pukul 18.35 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat 58 orang, sedangkan korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian. Adapun keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka.
“Jumlah kemungkinan berubah lagi karena BNPB, beserta tim gabungan termasuk BPBD di Sumatera Barat masih melaksanakan pengkajian dan melangsungkan proses pencarian, evakuasi korban,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan kepada awak media, Rabu (15/5/24).
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pemerintah menyiapkan sejumlah solusi adanya dampak kerusakan akibat bencana tersebut. Solusi diantaranya perbaikan jalur transportasi, modifikasi cuaca, hingga opsi relokasi rumah.
Suharyanto menyampaikan ada enam titik lokasi yang terdampak yaitu Bukikbatabuah Kabupaten Agam, Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal dan Jorong Panti Kabupaten Tanah Datar.
“Hari ini kami meninjau empat lokasi, besok baru rencananya ke pengungsian. Masih dalam kondisi tanggap darurat, sehingga pertama kami ingin pastikan di lokasi terdampak ini agar kondisi kembali normal jadi alat berat kita ingin memastikan sudah bergerak,” ujar Suharyanto, saat meninjau lokasi, Selasa (14/5/24).
Ia mengatakan, selain pengerahan alat berat untuk membantu menormalisasi kondisi dan pembersihan material banjir dan longsor di area pemukiman, ia juga mendorong agar terus dilakukan pendataan terhadap rumah yang mengalami kerusakan baik maupun berat, sedang, dan rusak ringan.
“Hari ini ada empat lokasi untuk kami lihat langsung agar kemudian bisa ditentukan langkah-langkah selanjutnya. Juga dilakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,” tambah Suharyanto.